watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Nikmatnya mandy

Hari ini aku libur, jadi bangunnya agak siang dari
biasanya, apa lagi semalam aku tidur hampir dini
hari karena asyik membuka mail box dan membalas
email-email yang masuk. Ada seorang pembaca
yang gentleman mengirimkan email padaku, isinya
biasa-biasa saja dan sopan. Awalnya seperti email-
email lain yang kubalas, selalu kucantumkan
persyaratan yang kuinginkan bila mereka ingin
melanjutkan berkenalan dan mengobrol denganku.
Pembaca yang satu ini lain daripada yang lain karena
tanpa banyak komentar, pada email berikutnya
langsung dia memberikan persyaratan yang
kuminta. Aku pun berbagi foto dan berkirim email
dengannya. Terus terang simpatik sekali dia, hanya
saja aku belum memiliki foto dan data lengkapnya.
Tapi aneh! Aku kok tiba-tiba jadi penasaran
dengannya, semoga orangnya sesuai dengan
keinginanku. Pada emailnya yang terakhir dia
menanyakan cara mengobati ikan yang perutnya
buncit. Ha.. ha.. ha.., kan tidak semua dokter hewan
bisa mengobati ikan.
Kembali ke ceritaku, pagi ini ternyata kondisi
rumahku kosong, kedua orang tua dan adikku entah
pergi kemana. Hal ini biasa terjadi, mereka tidak mau
mengganggu tidurku dan pergi mengunci rumah
dari luar. Kami di rumah memang masing-masing
memiliki kunci rumah sendiri-sendiri. Setelah
membaca koran pagi sambil minum secangkir kopi,
aku teruskan membaca koran di toilet kamar
mandiku. Aku bermaksud buang hajat (Maaf! Aku
berusaha menyampaikan apa yang kualami dengan
apa adanya) sambil membaca koran. Pintu kamarku
sengaja kubiarkan terbuka begitu saja, toh tidak ada
orang lain di rumahku.
Kulepas kembali singlet yang baru kukenakan tadi
sebelum keluar dari kamar, kulempar begitu saja,
demikian pula dengan celana pendek longgar yang
agak lebar di bagian bawahnya yang kupakai saat
tidur. Kini aku sudah telanjang bulat tanpa sehelai
pun benang yang menutupi tubuhku. Sejak kecil aku
memang tidak suka dan tidak pernah menggunakan
BH sehingga sampai saat ini di usiaku yang ke 28
aku tetap tidak memiliki satu pun BH untuk
menutupi buah dadaku yang sintal dan ranum ini.
Aku terbiasa tidur bertelanjang dada dan seringkali
bugil sambil memakai selimut tipis saja. Kalau
semalam aku tidur hanya mengenakan celana
pendek yang bentuknya seperti yang kuceritakan
tadi, selain bentuknya yang mini, bahannya terbuat
dari kain sutera tipis tembus pandang dengan karet
elastis yang melingkar di pinggangku, sehingga
bayangan bulu kemaluanku jelas dapat terlihat dari
luar, karena di dalamnya aku sudah tanpa
menggunakan apa-apa lagi untuk menutupi auratku,
toh semua model CD-ku juga sexy dan mini sekali
sehingga tidak ada fungsinya saat kupakai tidur, jadi
sekalian saja tidak kupakai.
Selesai hajatku, kuletakkan koran yang kubaca tadi
dan aku pun mandi. Kondisi kamar mandi dalam
kamarku pun kubiarkan tetap terbuka sejak tadi
hingga jika dari arah ruang tamu ada orang
melongok kamarku yang pintunya terbuka pasti
dapat melihat tubuh montokku di kamar mandi
yang sedang mandi saat ini, namun aku tidak
khawatir karena rumahku saat ini sedang kosong
dan pintu depan dalam keadaan terkunci hingga aku
tidak perlu khawatir ada orang yang tiba-tiba
nyelonong masuk.
Kubasahi seluruh tubuhku di bawah shower kamar
mandiku, rambutku pun kubasahi karena aku
memang ingin keramas. Selesai keramas, kusabuni
tubuhku dengan sabun cair, kugosok rata seluruh
bagian tubuhku yang ramping dan sexy ini (Bukan
GR lho! Karena memang demikianlah diriku).
Tinggiku yang 170 centimeter termasuk cukup tinggi
untuk ukuran seorang wanita, buah dadaku tidak
terlalu besar, ukurannya normal sedang-sedang
saja, bentuknya padat, puting susuku dan sekitarnya
masih tampak ranum berwarna sedikit merah muda
kecoklatan.
Pantatku sintal dan berisi, bagian depannya di
bawah pusarku ditumbuhi bulu-bulu kemaluan
yang halus, tumbuhnya rata rapi dan tidak terlalu
panjang karena menempel di bawah pusarku
menyeruak ke atas. Bulu-bulu kemaluanku hanya
tumbuh di bagian atas kemaluanku, di sekitar
vaginaku tetap bersih dan mulus. Kuusap dan
kugosok dengan sabun cair tadi dengan rata,
kujongkokkan sedikit tubuhku dan kuangkat sebelah
kakiku bergantian dan kukangkangkan di atas bibir
bathtub agar memudahkan tanganku menggosok
dan membersihkan lipatan selangkanganku.
Tanganku yang satu lagi menggosok tubuhku
bagian lain, kuelus-elus buah dadaku dengan lembut
hingga terus terang menimbulkan rangsangan
tersendiri bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan
hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin
berlama-lama menyabuni tubuhku, mataku yang
lentik pun mulai sayu merem melek merasakan
nikmatnya usapan tanganku sendiri hingga tanpa
kusadari jariku kumasukkan ke dalam bibirku.
Kuhisap telunjukku dan kukulum dengan mulutku
yang mungil dan berbibir tipis, ada rasa sabun di
lidahku hingga segera kuturunkan lagi jari-jariku ke
bagian buah dadaku.
Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku
sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku.
Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan
ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya,
terlebih saat tanganku yang satu lagi tetap
mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku
mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun merasakan
darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir
lebih cepat daripada biasanya.
Aku sudah horny sekali, liang vaginaku sudah
dibanjiri oleh lendir yang keluar dari dalam rahimku.
Dapat kurasakan ada cairan lain di bibir vaginaku.
Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan
dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri
hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan
hasratku yang semakin menggebu. Badanku meliuk
bagaikan penari erotis yang biasa kulihat di BF,
kedua kakiku pun tak kuasa lagi menopang tubuhku.
Aku langsung terduduk di bagian atas bathtub,
kukangkangkan pahaku dengan meletakkan kedua
telapak kakiku di samping kiri dan kanan bibir
bathtub.
Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk
menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-
geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk
tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku,
sekujur tubuhku masih dipenuhi oleh sabun cair
yang kini sudah mulai berbaur dengan keringat
dinginku yang mulai mengalir keluar, udara AC yang
masuk dari kamar tidurku seakan tidak mampu
menembus ke kamar mandiku.
Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan
vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk
liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke
dalam. Awalnya memang sedikit agak sulit masuk
namun karena aku memang sudah benar-benar
horny sehingga liang vaginaku juga sudah benar-
benar basah oleh lendir yang licin hingga berikutnya
jari-jariku dengan mudahnya menyeruak masuk ke
dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah
tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi
hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek
klitorisku.
Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang
vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-
gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung
jariku menyentuh benjolan sebesar ibu jari yang ada
dan tumbuh di dalam liang vaginaku dan
menghadap keluar. Kuangkat sedikit benjolan tadi
dari bawah dengan jariku dan kugesekkan bagian
bawahnya, punggung dan kepalaku jadi tersandar di
dinding kamar mandi, seakan hendak pingsan
rasanya.
Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk
menuju klimaks saat ada sesuatu yang rasanya akan
meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku
akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan
kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula
kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun
makin kupercepat pula. Untuk menyongsong
orgasmeku yang segera tiba, pantatku bergetar
hebat, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-
tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih
berada di dalam liang senggamaku.
Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada
semburan dari dalam yang keluar membasahi
dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing
namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir,
itulah cairan cintaku yang mengalir deras. Setelah
diam sejenak meresapi apa yang baru saja terjadi,
aku meneruskan mandi. Kubilas tubuhku dengan air
melalui shower, di selangkanganku masih terasa
cairan cintaku merembes keluar dari dalam liang
vaginaku, mengalir turun melewati kedua belah
pahaku.
Selesai mandi, kukeringkan badanku dengan handuk
dan kukenakan kimono tipis bermotif kembang-
kembang. Bentuk kimonoku ini cukup pendek
ukurannya. Ujung bawahnya kurang lebih hanya
sejengkal saja dari pangkal pahaku, kalau aku
membungkuk pasti belahan pantatku akan
tersembul keluar, demikian pula bila aku duduk saat
mengenakan kimono ini pasti onggokan daging di
pangkal pahaku juga akan mudah terlihat, karena
memang kimono yang kukenakan ini bukan untuk
digunakan di luar, fungsinya hanya bisa digunakan
di kamar setelah selesai mandi agar tidak kedinginan
saja.
Aku keluar menuju lemari es mengambil air dingin.
Aku merasakan haus sekali setelah melakukan
aktifitas tadi. Selesai minum tiba-tiba ada orang yang
menekan bel. Kulongok keluar ternyata ada satpam
yang mengantar tagihan iuran RT.
"Sebentar ya Pak", seruku.
Kuambil uang di dompetku dan aku keluar menuju
pintu pagar. Sambil kusodorkan uang, kuterima
bukti pembayaran yang kuterima dari satpam tadi.
Waktunya hanya sebentar saja namun cukup
membuat satpam tadi terbengong-bengong heran
menatap penampilanku.
Rupanya tanpa kusadari, aku tadi keluar
mengenakan kimono mini tadi. Bahan kainnya tipis
sehingga saat kupakai menempel dengan ketat di
kulitku yang memang belum kering betul saat
kuhanduki tadi, apa lagi bagian depannya hanya
ditutupkan begitu saja dan diikat dengan ikat
pinggang tali yang terbuat dari bahan kain yang
sama, dan ikatanku tadi juga asal-asalan saja
sehingga bagian dadaku terbelah agak lebar,
sehingga dari samping tepian buah dadaku yang
putih mulus dapat terlihat dengan jelas secara
hampir keseluruhan, hanya puting susuku saja yang
tertutup.
Bagian bawahku rupanya juga tidak tertutup dengan
rapi, selain ukurannya sudah pendek ke atas (mini),
belahannya juga tidah rapat, kecuali di bagian yang
terjepit oleh ikat pinggang kain tadi, sehingga
rupanya saat aku berjalan melangkah keluar tadi
belahan kimonoku bagian bawah tersingkap
bergantian di kedua sisinya mengikuti irama
langkahku. Berarti bagian ujung pangkal pahaku
yang ditumbuhi bulu-bulu kemaluanku dapat terlihat
dengan jelas oleh satpam tadi, pantas saja matanya
melotot dan dia sempat terbengong-bengong saat
melihatku keluar tadi. Persetan deh, pikirku, sudah
telanjur mau apa lagi, ya mungkin itu rejeki satpam
itu tadi.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1210
U-ON

inc Powered by Xtgem.com